Rayakan Dies Natalis, SMPN 2 Ambarawa Selenggarakan Kelas Blog Bersama ambarawa.id

Rayakan Dies Natalis, SMPN 2 Ambarawa Selenggarakan Kelas Blog Bersama ambarawa.id

 

ambarawa.id - Rayakan Dies Natalis, SMPN 2 Ambarawa Selenggarakan Kelas Blog Bersama ambarawa.id

Generasi yang lahir di atas tahun 2000, boleh jadi asing dengan istilah blog. Setidaknya jika istilah tadi dibandingkan dengan Instagram, TikTok, bahkan Facebook. Maklum saja, sebagai pengguna gawai mereka berada di era ngeblog yang nyaris redup. Ingar bingar media sosial dengan segala fitur yang lebih instan dan meriah sudah kadung menjadi tren yang masuk di hampir semua sendi hidup sehari-hari. Meski begitu, ternyata aktifitas ngeblog, bagi sebagian orang masih dianggap sebagai sesuatu yang penting. Diantara yang menganggap penting itulah SMPN 2 Ambarawa.

Melalui panitia Dies Natalis 41, SMPN 2 Ambarawa bekerjasama dengan ambarawa.id menyelenggarakan pelatihan membuat blog. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara dari perayaan Dies Natalis 41 SMPN 2 Ambarawa dan reuni akbar lintas angkatan.

Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga pukul 12.30 itu diikuti oleh 73 siswa dari pelbagai tingkatan kelas. Mereka adalah siswa-siswa yang memiliki kecenderungan gemar menulis. Mereka dikenalkan mulai dari teknik pembuatan hingga tata kelola ngeblog.

Sesi yang terselenggara di dalam salah satu kelas di SMPN 2 Ambarawa tersebut dipandu oleh pemateri yang merupakan blogger aktif dari komunitas Penulis Ambarawa, atau yang lebih dikenal dengan Penarawa. Mereka adalah Meykke Santoso dan Wahyu Widyaningrum.

Mula-mula Wahyu memberi umpan materi kepada siswa tentang dunia literasi yang kemudian ia sambungkan dengan aktifitas nge-Blog. Menurutnya, ngeblog amatlah mudah. Untuk membuat blog dengan platform Blogspot tak butuh waktu yang lama, dan tentu gratis. Sementara untuk mengisi kontennya kita bisa berangkat dari hal yang selama ini mungkin kita pandang sepele. Misalnya dengan menulis kejadian-kejadian kecil di dalam kelas, mengulas pelajaran, atau mulai menulis dengan apa yang sedang kita rasakan seperti misalnya sedang menaksir teman sebangku. Pendek kata, ide untuk memulai sebuah tulisan sebenarnya terserak dimana-mana. Tugas kita hanyalah memunguti dengan telaten ide-ide tersebut sehingga menjadi sebuah tulisan.

Selanjutnya, Wahyu yang aktif menulis di blognya www.awanhero.com menceritakan pengalamanya selama ini menjadi seorang fulltime blogger. Wahyu juga memotivasi peserta pelatihan dengan menjelaskan potensi profit yang bisa diraih dengan ngeblog. Bahkan perempuan yang kini merupakan brand ambassador dari sebuah brand susu formula kenamaan itu juga mendapat pekerjaanya tersebut dari konsistensi menulis konten di blognya.

Setelah Wahyu, giliran Meykke yang memberikan materi. Meykke yang merupakan seorang guru les online Bahasa inggris itu menceritakan awal mula ia memulai kegiatan ngeblognya. Kegiatan itu dimulainya sejak tahun 2010. Motivasinya ketika itu adalah agar bisa mengabadikan setiap peristiwa yang ia alami ke dalam tulisan. Agar kelak anak cucunya bisa tetap membaca tulisannya.

Dari aktifitas ngeblognya di www.meykkesantoso.com yang banyak menulis konten tentang tips dan trik, Meykke bisa menemukan kegembiraan tersendiri lantaran bisa menjadi bermanfaat melalui tulisan-tulisannya.

Seperti halnya dengan Wahyu, Meykke juga kerap menerima job menulis dengan honor yang lumayan. Pekerjaan itu ia dapatkan tentu saja akibat dari ketekunan mengelola blog miliknya. Pengalaman itu ia ceritakan hingga tuntas kepada peserta pelatihan Blog di SMPN 2 Ambarawa.

Di sesi akhir pelatihan, Meykke memberikan materi teknik membuat blog mulai dari awal. Perempuan yang ternyata merupakan alumni SMPN 2 Ambarawa itu juga mengenalkan fitur-fitur yang ada di Blogger seperti menambahkan foto dan video. Agar setiap konten yang diposting di blog lebih menarik.

Salah satu panitia yang menginisiasi pelatihan ini, Rudi Harjanto mengatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang blogging. 

"Dengan ngeblog anak-anak bisa menjadi lebih kreatif. Karena dengan menulis dan membuat konten di blog memungkinkan anak-anak untuk mengeskpresikan dirinya sesuai apa yang mereka mau, bukan apa yang Mark Zukenberg mau seperti jika kita memposting sesuatu di Facebook atau Instagram. Selain itu,ngeblog juga bisa dimonetisasi." ungkap Rudi.

Hari ini blog mungkin kalah beken katimbang media sosial serupa TikTok atau Instagram. Namun, bukan berati era blog telah selesai. Blog masih sangat relevan untuk menjawab kebutuhan yang dalam konteks ini adalah kegiatan belajar di sekolah dan di rumah. Lebih jauh, bagi siswa, blog bisa menjadi sarana aktualisasi diri yang sehat dan bermutu.